Archive for the ‘Uncategorized’ Category

Pembentukan Dwikora

Posted: Januari 24, 2013 in Uncategorized

Pada tahun 1961, indonesia sering terlibat perseteruan dengan belanda soal hak tanah Papua yang berujung dengan program tri komando rakyat (Trikora). Tetapi, satu masalah belum terselesaikan, Presiden Indonesia, soekarno kembali membuat “panas” dengan menentang keberadaan negara federasi malaja karena dianggap sebagai gerakan kemerdekaan Negara Kalimantan Utara (NKU) yang dibentuk oleh tengku azahari, ditambah lagi dengan ingris yang ikut campur dengan menjalin kerjasama militer dengan federasi malaja sehingga inggris berhak memakai basis militer di sembawang, singapura selama 99 tahun. Untuk menandingi kerjasama militer Inggris-Federasi Malaja, Ir. soekarno pada 3 Mei 1964 dalam sebuah rapat besar membentuk dwi komando rakyat (Dwikora) yang beranggotakan prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), termasuk di dalamnya pasukan katak (Kopaska). Akhir dari operasi ini adalah menjalankan beberapa misi rahasia di Malaya, namun ternyata malah membawa sial bagi Kopaska karena personel Brimob yang ditugaskan membawa perintah pembatalan operasi sulit bertemu pelaksana operasi dan tak bisa sampai di lapangan. Akibatnya 2 angota Dwikora yaitu Soewarno dan Prijatna gagal melaksanakan misi dan tertangkap orang Malaya. Mereka diajukan ke Pengadilan Malaya, beruntung tuduhannya ringan hanya sebagai penyelundup komoditi alam dan dikenai 3 bulan penjara dan dikurangi masa tahanannya karena kelakuannya yang baik di penjara. Setelah bebas pada awal 1964, personel Kopaska ini mengakhiri pengabdiannya di Kopaska TNI AL dengan pangkat terakhir pembantu letnan satu (Peltu).

Konferensi Meja Bundar

Posted: November 16, 2012 in Uncategorized

Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan sebuah perundingan tindak lanjut dari semuaperundingan yang telah ada. KMB dilaksanakan pada 23 Agustus 1949 sampai 2November 1949 di Den Haag, Belanda. Perundingan ini dilakukan untuk meredam segalabentuk kekerasan yang dilakukan oleh Belanda yang berujung kegagalan pada pihakBelanda. KMB adalah sebuah titik terang bagi bangsa Indonesia untuk memperolehpengakuan kedaulatan dari Belanda, menyelesaikan sengketa antara Indonesia-Belanda,dan berusaha menjadi negara yang merdeka dari para penjajah. Konferensi Meja Bundar diikuti oleh perwakilan dari Indonesia, Belanda, danperwakilan badan yang mengurusi sengketa antara Indonesia-Belanda.

Berikut ini paradelegasi yang hadir dalam KMB:
a. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo.
b. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
c. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.
d. UNCI diwakili oleh Chritchley.

Setelah melakukan perundingan cukup lama, maka diperoleh hasil dari konferensi
tersebut. Berikut merupakan hasil KMB:
a. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
b. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
c. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS.
d. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
e. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS.
f. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang TentaraKerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa paraanggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.

Konferensi Meja Bundar memberikan dampak yang cukup menggembirakan bagibangsa Indonesia. Karena sebagian besar hasil dari KMB berpihak pada bangsa Indonesia,sehingga dampak positif pun diperoleh Indonesia. Berikut merupakan dampak dari Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia:
a. Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.
b. Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat dimulai.
c. Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.
d. Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Selain dampak positif, Indonesia juga memperoleh dampak negatif, yaitu belum diakuinya Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia. Sehingga Indonesia masih berusaha untuk memperoleh pengakuan bahwa Irian Barat merupakan bagian dari NKRI.

Perjuangan Merebut Irian Barat

Posted: November 15, 2012 in Uncategorized

TRI Komando Rakyat ( Trikora ) dikumandangkan oleh Presiden Soekarno dalam sebuah Apel Besar di alun-alun utara kota Yogyakarta pada 19 Desember 1961 sebagai reaksi atas sikap Belanda yang secara sepihak telah mendirika Dewan Papua yang bertugas mempersiapkan pembentukan Negara Papua di bawah bayang-bayang Pemerintahan Belanda. Tri Komando Rakyat yang dicanangkan kepada seluruh Rakyat Indonesia tersebut berbunyi : Satu, gagalkan berdirinya “Negara Papua; dua, kibarkan bendera Merah Putih di seluruh wilayah Irian Barat; tiga bersiap-siap untuk mobilisasi umum.

Sebagai tindak lanjut dari Tri Komando Rakyat tersebut, para perancang strategi perang nasional serta para senior TNI saat itu membuat suatu keputusan yang sangat penting, terutama bagi sejarah perjalanan TNI Angkatan Udara dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara. Berdasarkan pertimbangan dimensi ruang dan waktu, mereka memutuskan bahwa operasi-operasi yang dilancarkan melalui media udara adalah cara yang paling efektif dan menguntungkan. Apalagi pertimbangan dari faktor kekuatan dan kemampuan, penggunaan kekuatan AURI saat itu adalah yang paling memungkinkan karena menjelang dilancarkannya Operasi Trikora, AURI sedang berada di puncak kejayaannya.

Indonesia merupakan satu-satunya negara yang memiliki angkatan udara terkuat di belahan bumi selatan, khususnya di Asia Tenggara. Selain pesawat-pesawat bekas berbagai jenis peninggalan Belanda dan Jepang yang jumlahnya tidak kurang dari 300 pesawat, kekuatan AURI juga terus bertambah dengan adanya kontrak pembelian persenjataan militer senilai USD 2,5 miliar dari Rusia dan Polandia dengan persyaratan pembayaran jangka panjang yang tidak terlalu memberatkan Indonesia.

Skuadron-skuadron udara baru pun mulai bermunculan seiring datangnya beratus-ratus pesawat udara baru berbagai jenis dan fungsi serta peralatan militer lainnya dari Rusia dan Polandia, antara lain 41 Helikopter MI-4 (angkutan ringan), 9 Helikopter MI-6 (angkutan berat), 30 pesawat latih Jet MIG-15 UTI, 49 pesawat baru sergap MIG-17, 10 pesawat buru sergap MIG-19 dan 2 pesawat buru sergap supersonic MIG-21.

Dari jenis pesawat pengebom, terdapat sejumlah 22 pesawat pembom ringan IL-28, 14 pesawat pembom jarak jauh TU-16B, dan 12 pesawat TL-16 KS yang dilengkapi dengan persenjataan peluru kendali (rudal) Air to Surface jenis AS-1 Kennel. Sementara dari jenis pesawat angkut terdapat 26 pesawat angkut ringan jenis IL-14 dan AQvia-14, 6 pesawat angkut berat jenis AN12B Antonov buatan Rusia dan 10 pesawat angkut berat jenis C-130B Hercules buatan Amerika serikat. Di samping itu, pesawat-pesawat bekas peninggalan Belanda yang dalam keadaan siap operasi terdapat 8 pesawat pengebom serbu jenis B-25/B-26, 12 pesawat pemburu jenis P-51 Mustang dan 24 pesawat angkut ringan C-47 Dakota. Beberapa unit radar Nysa BC/P-30 buatan Polandia telah terpasang di berbagai lokasi di kepulauan Maluku dalam rangka persiapan perjuangan pembebasan Irian Barat. Kekuatan AURI sedahsyat itu secara berangsur-angsur sebagian besar telah digeser ke wilayah Indonesia bagian timur dalam rangka “prepositioning dan “prestocking kekuatan ke pangkalan-pangkalan depan, antara lain Makassar, Morotai Ambon, dan Letfuan/Langgur (Kepulauan Kai).

Operasi Infiltrasi Udara

Tahap awal pembabakan Operasi Trikora adalah operasi infiltrasi udara dengan menerjunkan pasukan dan sukarelawan pemberani berjiwa Sapta Marga melalui udara, langsung ke jantung daratan Irian Barat. Penerjunan dengan menggunakan pesawat-pesawat angkut AURI dilakukan tanpa mendapat perlindungan dari pesawat-pesawat tempur kita, tetapi hanya dengan mengandalkan faktor pendadakan. Oleh sebab itu, operasi dilaksanakan pada malam hari.

Tugas-tugas penerjunan pada awalnya dilaksanakan dengan menggunakan pesawat-pesawat angkut ringan C-47 Dakota dengan kapasitas 18 penerjun, namun karena keterbatasan kemampuannya, terutama faktor kecepatan dan ketinggian terbang, kadang-kadang sempat dicegat oleh pesawat-pesawat pemburu jenis Neptune milik Belanda dalam penerbangan kembali dari misi penerjunan. Pimpinan AURI ketika itu masih menahan diri tidak menggunakan pesawat-pesawat C-130B Hercules dalam melaksanakan misi penerjunan infiltran ke daerah Irian Barat. Persetujuan Kongres Amerika Serikat memberikan lampu hijau kepada Indonesia untuk membeli 10C-130B Hercules tidak lepas dari kemampuan diplomasi pihak pemerintah Indonesia saat itu. Pihak Indonesia berkilah bahwa penggunaan pesawat Hercules di Indonesia hanya difokuskan bagi kepentingan kemanusiaan, melalui pembangunan daerah, seperti pembangunan infrastruktur, membuka isolasi daerah terpencil sekaligus meningkatkan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Apabila rakyat sejahtera dan makmur, maka faham komunis akan sulit berkembang di Indonesia.

Pada masa itu, segala bentuk dukungan untuk membendung meluasnya pengaruh komunis di muka bumi ini bagi Amerika Serikat merupakan prioritas utama. Maka Indonesia diizinkan membeli pesawat Hercules dengan sebuah klausul yang dicantumkan dalam kontrak pembelian yang menyatakan bahwa pesawat-pesawat Hercules AURI tidak akan digunakan untuk operasi-operasi militer. Akan tetapi, dengan meningkatnya intensitas operasi infiltasi udara ke wilayah Irian Barat, kelihatannya tidak ada pilihan lain bagi pimpinan AURI untuk segera menggunakan pesawat Hercules. Apalagi setelah tertembaknya sebuah pesawat C-47 Dakota AURI (T-4740) yang dipiloti Kapten Udara Djalaludin Tantu dan Co-Pilot Letnan Udara II Sukandar oleh pesawat Neptune Belanda pada saat kembali dari misi penerjunan di sekitar Kaimana. Pesawat T-4740 akhirnya mengadakan pendaratan darurat di air (ditching) di kawasan laut sebelah timur kepulauan Watubela. Seluruh awak pesawat meskipun selamat, tetapi ditawan oleh pihak Belanda.

Para pemikir-pemikir AURI saat itu lalu mendesak Menteri Panglima AURI (Menpangau) untuk segera menggunakan pesawat-pesawat Hercules menggantikan tugas-tugas pesawat C-47 Dakota dengan alasan, daya angkut lebih besar, mobilitas tinggi, serta kemampuan terbang tinggi sehingga tidak terkejar oleh pesawat-pesawat buru sergap lawan.

Operasi infiltrasi udara mencapai puncaknya pada tanggal 13 Agustus 1962 ketika 6 C-130B Hercules yang dibagi dalam 3 flight digerakkan sekaligus dengan sasaran daerah penerjunan yang berbeda. Misi ini berhasil memperlemah kekuatan lawan.

Merah Putih Berkibar di Irian Barat

Salah satu kisah heroik dan bersejarah adalah peristiwa pengibaran Sang Saka Merah Putih untuk pertama kali dipancangkan di bumi Cenderawasih, Irian Barat, yang dilakukan oleh anggota PGT AURI. Pada tanggal 19 Mei 1962, sebanyak 81 anggota PGT bertolak dari Pangkalan Udara Pattimura, Ambon, dengan pesawat Hercules menuju sasaran daerah penerjunan sekitar Kota Teminabuan.

Dalam persiapan pemberangkatan, komandan pasukan menyampaikan briefing bahwa mereka akan diterjunkan di sebuah “perkebunan teh?. Komandan pasukan juga menyampaikan beberapa hal, yaitu sandi-sandi panggilan, kode pengenal teman, dan lokasi titik kumpul, kemudian mengadakan pemeriksaan akhir kelengkapan dan perlengkapan seluruh anggotanya sebelum masuk ke perut Hercules. Ketika itu jam menunjukkan pukul 03.30 subuh waktu setempat dan 15 menit kemudian, pesawat Hercules yang dikemudikan Mayor Udara T.Z. Abidin sudah mengudara ditelan kegelapan, menanjak menuju suatu ketinggian.

Dalam waktu tidak lebih 1 menit, seluruh proses penerjunan 81 anggota PGT telah selesai dan pesawat Hercules cepat-cepat meninggalkan daerah Teminabuan. Berpacu dengan akan datangnya suasana terang menjelang pagi, keempat mesin Allison T56A-15 C-130B Hercules meraung-raung, menanjak untuk mencapai suatu ketinggian yang tidak mampu dicapai oleh pesawat-pesawat Neptune milik Belanda.

Serangan Umum 1 Maret

Posted: November 15, 2012 in Uncategorized

apa yang terjadi hari ini di belahan pulau jawa bagian selatan ketika tahun 1949?

siapa tokoh di balik serangan umum 1 maret?

dan bagaimana reaksi dunia saat itu?

pasca kemerdekaan 1945, Indonesia masih didera perang dengan penjajah (belanda) maupun menghadapi pemberontakan dari dalam tubuhnya sendiri.

Sultan Hamengku Buwono IX ketika itu sebagai penguasa kasultanan ngayogjakarto hadiningrat yang sekaligus ketika itu merangkap sebagai “penanggungjawab” ibukota RI yang baru berumur kurang dari 4 tahun pindah ke Yogyakarta dikarenakan daerah lain sudah habis oleh serangan Belanda. maka ketika itulah Yogyakarta sebagai daerah pertahanan terakhir untuk mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

singkat cerita, sultan HB IX sebagai raja keraton mengundang letkol Suharto (mantan Presiden RI) untuk membicarakan siasat agar, dunia (PBB) tidak menganggap Indonesia benar-benar habis. maka melalui idenya HB IX muncullah yang namanya serangan umum 1 maret.

setelah berunding dengan letkol Suharto, maka kemudian Sultan mengontak melalui kurirnya ( Amir Murtono dan letnan 1 Marsudi) kepada gerilyawan untuk mempersiapkan serangan mendadak pada pagi dini hari tanggal 1 maret 1949. dimana ketika itu sultan berfikiran bahwasanya dengan adanya serangan tersebut setidaknya dunia melihat bahwa Indonesia masih memperlihatkan perlawanan terhadap Belanda (dimana sebaliknya Belanda mengatakan kepada dunia bahwa Indonesia keseluruhan sudah didalam genggamannya) walaupun hanya berkisaran waktu sekitar 6 jam.

siasat ini ternyata dipahami secara baik oleh gerilyawan yang ada di kota Jogjakarta. sehingga ketika pagi pukul 06.00 sampai 12.00, kota Jogjakarta dikuasai oleh gerilyawan pejuang kemerdekaan. ini kemudian yang menjadikan belanda marah kepada sultan HB IX yang ternyata berada dibalik siasat serangan umum tersebut.penguasaan sekitar 6 jam itu sangat penting. disitulah kemudian, muncul perundingan-perundingan seperti perjanjian roem-royen, meja bundar dll. jika siasat untuk menyerang belanda walau sesaat itu tidak terlaksana, entah bagaimana nasib bangsa ini kedepannya.semoga dari perenungan sederhana tentang serangan umum 1 maret 1949 mampu menjadikan generasi muda Indonesia penuh dengan semangat untuk membebaskan dari semua penjajahan baik bersifat nyata mupun tidak nyata.

Demokrasi Terpimpin

Posted: November 15, 2012 in Uncategorized

Demokrasi terpimpin adalah sebuah demokrasi yang sempat ada di Indonesia, yang seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpinnya saja. Latar belakang dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno :     Dari segi keamanan : Banyaknya gerakan sparatis pada masa demokrasi liberal, menyebabkan ketidak stabilan di bidang keamanan.     Dari segi perekonomian  : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat.     Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk menggantikan UUDS 1950 Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno diawali oleh anjuran beliau agar Undang-Undang yang digunakan untuk menggantikan UUDS 1950 adalah UUD’45. Namun usulan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan anggota konstituante. Sebagai tindak lanjut usulannya, diadakan voting yang diikuti oleh seluruh anggota konstituante . Voting ini dilakukan dalam rangka mengatasi konflik yang timbul dari pro kontra akan usulan Presiden Soekarno tersebut. Hasil voting menunjukan bahwa :     269 orang setuju untuk kembali ke UUD’45     119 orang tidak setuju untuk kembali ke UUD’45 Melihat dari hasil voting, usulan untuk kembali ke UUD’45 tidak dapat direalisasikan. Hal ini disebabkan oleh jumlah anggota konstituante yang menyetujui usulan tersebut tidak mencapai 2/3 bagian, seperti yang telah ditetapkan pada pasal 137 UUDS 1950. Bertolak dari hal tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah dekrit yang disebut Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :     Tidak berlaku kembali UUDS 1950     Berlakunya kembali UUD 1945     Dibubarkannya konstituante     Pembentukan MPRS dan DPAS PKI menyambut “Demokrasi Terpimpin” Sukarno dengan hangat dan anggapan bahwa PKI mempunyai mandat untuk persekutuan Konsepsi yaitu antara nasionalisme, agama (Islam) dan komunisme yang dinamakan NASAKOM. Antara tahun 1959 dan tahun 1965, Amerika Serikat memberikan 64 juta dollar dalam bentuk bantuan militer untuk jendral-jendral militer Indonesia. Menurut laporan di “Suara Pemuda Indonesia”: Sebelum akhir tahun 1960, Amerika Serikat telah melengkapi 43 batalyon angkatan bersenjata. Tiap tahun AS melatih perwira-perwira militer sayap kanan. Di antara tahun 1956 dan 1959, lebih dari 200 perwira tingkatan tinggi telah dilatih di AS, dan ratusan perwira angkatan rendah terlatih setiap tahun. Kepala Badan untuk Pembangunan Internasional di Amerika pernah sekali mengatakan bahwa bantuan AS, tentu saja, bukan untuk mendukung Sukarno dan bahwa AS telah melatih sejumlah besar perwira-perwira angkatan bersenjata dan orang sipil yang mau membentuk kesatuan militer untuk membuat Indonesia sebuah “negara bebas”. Di tahun 1962, perebutan Irian Barat secara militer oleh Indonesia mendapat dukungan penuh dari kepemimpinan PKI, mereka juga mendukung penekanan terhadap perlawanan penduduk adat. Era “Demokrasi Terpimpin”, yaitu kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum borjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor menurun, cadangan devisa menurun, inflasi terus menaik dan korupsi birokrat dan militer menjadi wabah

Agresi Militer Belanda II

Posted: November 15, 2012 in Uncategorized

Latar Belakang:

* Belanda masih ingin menguasai Indonesia dan berusaha untuk mengingkari perjanjian Renville

* 18 Desember 1948 Belanda mengeluarkan surat pernyataan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan persetujuan gencatan perang Renville. Tetapi surat pernyataan tersebut tidak dapat disampaikan ke pemerintahan pusat di Yogyakarta sebab dilarang oleh Belanda.

Pelaksanaan:

· Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melakukan serangan terhadap kota Yogyakarta.

· Tepatnya pada pukul 05.30 Belanda melakukan aksi membom pangkalan udara Maguwoharjo (Lapangan Udara Adisucipto) yang dilanjutkan dengan menghancurkan bangunan-bangunan penting dan akhirnya merambat ke pusat kota Yogyakarta dan berhasil menguasainya.

· Belanda berhasil menawan presiden Soekarno, wakil presiden Moh Hatta, Syahrir (penasehat presiden),H. Agus Salim (Menlu).

· Sebelum ditawan presiden berhasil mengirimkan surat pemberian kekuasaan kepada Menetri Kemakmuran Syafruddin (Syarifuddin) Prawironegoro untuk membentuk Pemerintahan Darurat RI (PDRI) di Sumatera. Jika Syarifuddin tidak dapat menjalankan tugasnya maka presiden memerintahkan kepada Sudarsono, L.N. Palar, dan A.A Maramis yang ada di New Delhi untuk membentuk pemerintahan RI di India.

· Belanda akhirnya menguasai Yogyakarta dan TNI berhasil dipukul mundur hingga ke desa-desa.

· Belanda menganggap TNI telah kalah tetapi ternyata TNI dapat tetap mengumpulkan kekuatan untuk melawan Belanda.

· Sementara Belanda menyiarkan kabar ke seluruh dunia bahwa TNI sudah lemah dan RI sudah tidak ada lagi.

· Belanda melakukan sensor pers agar berita tersebut tidak tersiar keluar. Tetapi ternyata dari radio gerilya Indonesia dapat disiarkan berita perlawanan rakyat hingga ke luar negari.

· Akhirnya setelah 1 bulan dari agresi tersebut TNI mulai melakukan gerakan menyerang kota-kota. Serangan yang terkenal adalah Serangan Umum 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto, dan berhasil menduduki kota Yogyakarta.

· Hal tersebut membuktikan kepada dunia bahwa TNI tidak hancur mereka masih mempunyai kemampuan bahkan mampu menyerang Belanda. Sehingga Belanda akhirnya mau membicarakan dalam meja perundingan.

Tujuan Belanda menyelenggarakan Agresi Militer II :

Belanda ingin menujukkan kepada dunia bahwa pemerintah Republik Indonesia dan TNI secara de facto tidak ada lagi.

Tindakan perjuangan secara diplomatik yang dilakukan untuk menggagalkan tujuan Belanda, yaitu :

v Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Agresi Militer Belanda II merupakan tindakan melanggar perjanjian damai (hasil Perundingan Renville)

v Meyakinkan dunia bahwa Indonesia cinta damai, terbukti dengan sikap menaati hasil Perundingan Renville dan penghargaan terhadap KTN.

v Membuktikan bahwa Republik Indonesia masih ada. Hal ini ditunjukkan dengan eksistensi PDRI dan keberhasilan TNI menguasai Yogyakarta selama enam jam pada Serangan Umum 1 Maret 1949.

Upaya Indonesia menarik simpati Amerika serikat hingga akhirnya mendesak Belanda untuk menarik mundur pasukannya dari wilayah Indonesia.Dewan Keamanan PBB juga mendesak Belanda untuk menghentikan operasi militer dan membebaskan para pemimpin Indonesia.Desakan tersebut membuat Belanda mengakhiri agresi militer II.

Jakarta – Polemik antara Komisi VII DPR dan Menteri BUMN Dahlan Iskan terkait audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) soal pemborosan PLN Rp 37 triliun di 2009/2010 terus bergulir. Pimpinan BPK angkat bicara.

Wakil Ketua BPK Hasan Bisri mengatakan, polemik tersebut berawal dari hasil Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) atau audit investigatif Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas pengelolaan energi primer yang salah satunya ada di tubuh PLN tahun 2009/2010.

Hasan menjelaskan, audit PDTT dilaksanakan langsung atas permintaan Komisi VII DPR itu memang menyimpulkan ‘PLN kehilangan kesempatan untuk berhemat’ atau banyak disebut inefisiensi di tubuh PLN Rp 37 triliun.

“BPK melakukan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) atas pengelolaan energi primer pada PLN, PGN, Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Pertamina, dan BP Migas tahun 2009/2010. Pemeriksaan itu atas permintaan DPR. LHP (laporan hasil pemeriksaan) sudah disampaikan kepada DPR dan pimpinan instansi yang diperiksa, termasuk Kementerian BUMN,” tutur Hasan kepada detikFinance, Senin (29/10/2012).

Laporan hasil pemeriksaan telah diserahkan kepada DPR dan pihak yang menjadi objek pemeriksaan di 2011. Hasan mengaku, inefisiensi yang mencapai Rp 37 triliun saat Dahlan menjadi Dirut PLN terjadi akibat PLN gagal memperoleh pasokan bahan bakar murah yakni gas untuk pembangkit listriknya dan juga terkait gagalnya pembangunan pembangkit listrik baru berbahan bakar gas.

“Hal itu karena tata niaga gas yang kurang mendukung penyediaan gas bagi PLN. Gas kita lebih banyak diekspor untuk memenuhi kontrak ekspor jangka panjang dengan negara lain,” tambahnya.

Selain itu, tambah Hasan, dari hasil pemeriksaan BPK, PLN juga dinilai tidak tegas dalam melakukan kontrak dengan pemasok gas. Menurutnya, tidak ada klausul sanksi dalam kontrak, yakni ketika pemasok gas tidak memenuhi pasokan gasnya ke PLN sehingga PLN harus mengoperasikan pembangkit dengan BBM yang lebih mahal dan pemeliharaan pembangkit menjadi lebih tinggi.

“Semua itu menimbulkan pemborosan bagi PLN, yang pada akhirnya harus ditutup dengan subsidi dari APBN,” pungkasnya.

Sementara itu, secara terpisah Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto menilai temuan audit BPK yang menyebutkan PLN kehilangan kesempatan untuk berhemat karena pasokan gas ke pembangkit listrik milik PLN berkurang.

“PLN dihadapkan pada dua pilihan, yakni mematikan PLTG dengan konsekuensi terjadi pemadaman bergilir atau mengoperasikan dengan bbm, konsekuensi biaya operasi bertambah namun pemadaman bergilir bisa dihindarkan,” tegas Bambang.

Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi PDIP Effendy Simbolon kemarin mengatakan, Komisi VII hanya ingin meminta verifikasi dari Dahlan terkait hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) soal temua pemborosan PLN Rp 37 triliun di 2009/2010. Saat itu Dahlan menjabat sebagai Direktur Utama PLN.

Menurut Effendy, laporan BPK bukanlah perkara enteng, ini merupakan perkara besar yang menyangkut kerugian negara.

“Ini perkara besar, tulisannya saja ‘PLN kehilangan kesempatan untuk berhemat’ sebenarnya itu artinya kerugian negara, jadi kalau sudah kerugian negara ini sudah tindak pidana, jadi jangan main-main,” tegasnya.

Selain itu, Effendy juga meminta Dahlan memenuhi undangan Komisi VII DPR setelah Senin kemarin Dahlan tidak hadir karena ikut dalam kunjungan kerja Presiden SBY.

“Janganlah bersembunyi di balik presiden dengan alasan kunker (kunjungan kerja). Kalau presidennya tahu ya malu juga. Apalagi dituding mempolitisasi, kalau pun itu tuduhannya ya karena kami semua di sini politisi,” ucapnya.

“Siapapun yang membuat negara rugi dia korupsi, ini pidana, kalau beliau merasa benar terangkan ke kami. Ingat, kami tidak menghakimi, kami juga dalam waktu dekat akan memanggil Mantan Menteri ESDM, ini biar jelas penyebab kenapa PLN bisa gagal berhemat Rp 37 triliun,” kata Effendy.

Dalam kesempatan tersebut, Effendi mengancam akan memanggil paksa Dahlan jika tak hadir. “Kami akan panggil paksa Dahlan karena kami punya kewenangan. Ada pasalnya dalam tata tertib, ini bukan perkara kecil. Century saja Rp 6 triliun sangat besar, dampaknya ini Rp 37 triliun lho,” tegas Efendi.

Sebelumnya, Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan, kehilangan kesempatan penghematan tersebut terjadi karena tidak adanya pasokan gas ke PLTG. “Karena nggak ada gas,” ucapnya.

Tidak dapat gas, kata Pamudji, karena Kementerian ESDM dan BP Migas memiliki prioritas tersendiri untuk pasokan gas. “Itu ada Permen ESDM nomor 3 tahun 2010 terkait prioritas gas,” jelasnya.

Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini juga mengatakan, penyebab pemborosan yang ditemukan BPK dikarenakan tata niaga gas.

“Ada priotitas peruntukkan gas, di mana prioritas pertama untuk injeksi produksi minyak (minyak duri yang dikelola Chevron), untuk listrik, untuk pupuk dan terakhir untuk industri,” kata Rudi.

Dikarenakan prioritas gas tersebut, alokasi gas untuk PLN tidak ada.

“Betul (karena prioritas gas). Tapi kan barangnya nggak ada. Barangnya nggak ada. Lagipula, masalahnya adalah mau ke mana ini didahulukan. Waktu itu kan harus injeksi uap nomor satu, baru PLN, lalu pupuk yang terkahir baru industri. Itu yang jadi masalah. Karena pada saat itu ketika gas shortage, kalau nggak salah 20 hari, karena sesuai permen itu yang dilakukan,” ungkap Rudi.

JakartaKisah Mak Yati dan suaminya yang menabung tiga tahun untuk berkurban saat Idul Adha patut dijadikan contoh. Kondisi sulit jangan menyurutkan niat seseorang untuk berbuat baik.

Demikian pesan Mensos Salim Segaf Al Djufri soal kisah Mak Yati. Bagi Salim, Mak Yati adalah sebuah contoh nyata individu yang berusaha mengatasi masalah sosial.

“Pak Mensos berpesan, intinya semangat Mak Yati harus dijadikan contoh,” kata Kepala Humas Kemensos, Sapto Waluyo, saat berbincang dengan detikcom, Minggu (28/10/2012).

Sallim pagi tadi mengunjungi rumah sederhana Mak Yati di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Politisi PKS itu terharu saat mendengar ada pemulung yang menyisihkan sedikit demi sedikit hartanya untuk berkurban dua kambing.

“Pak Mensos sampaikan bantuan usaha senilai Rp 5 juta. Jika Mak Yati mau pulang kampung, difasilitasi. Atau cari rumah sewa/rusun,” terangnya.

Ditambahkan Sapto, untuk mengatasi permasalahan sosial di Tanah Air tak bisa mengandalkan usaha pemerintah saja. Masyarakat dan orang-orang seperti Mak Yati yang tetap peduli harus senantiasa berperan aktif.

“Intinya pemebrdayaan warga miskin atau pemulung kerja bareng,” pesan Sapto.

Mak Yati dan suaminya berkurban dua kambing pada hari raya Idul Adha 26 Oktober lalu. Keduanya mengumpulkan dana untuk membeli kambing sejak tiga tahun silam dari hasil mengumpulkan botol bekas dan barang lainnya. Kisah keduanya membuat haru para pengurus masjid.

bawa ganja 2kg

Posted: Oktober 24, 2012 in Uncategorized

Bawa Ganja 2 Kg, Seorang Pria Ditangkap Polisi di Surakarta 

Semarang, Jajaran Direktorat Reserse Narkoba (Dit Res Narkoba) Polda Jateng menangkap laki-laki berinisial P (45) karena kedapatan membawa Narkotika Golongan I jenis Ganja seberat dua kilogram. Ia ditangkap di kamar kosnya di Kp. Baron Kunden, Kota Surakarta.

Menurut pengakuan tersangka, ganja yang diperkirakan senilai Rp 12 juta tersebut diperoleh dari seseorang di Yogyakarta dan diedarkan ke Solo.

“Dapat dari Yogya dua kilogram. Diedarkan ke Solo,” kata tersangka singkat di Mapolda Jateng, Jl Pahlawan, Semarang, Rabu (24/10/2012)

Sementara itu, Direktur Res Narkoba polda Jateng, Kombes Pol John Turman Panjaitan mengatakan saat ditangkap di kamar kosnya, tersangka membawa dua bungkus ganja masing-masing seberat kurang lebih satu kilogram yang dimasukkan dalam kresek hitam.

“Selain itu ada barang bukti uang hasil penjualan senilai Rp 580 ribu,” tandas John.

Ganja yang dibawa P, lanjut John, diperoleh dari AP yang sebelumnya sudah di SMS oleh P. Setelah setuju AP menyuruh P untuk mengambil pesanannya di sawah di desa Kalasan Yogyakarta.

“Tersangka sudah beroprasional selama lima bulan dan tertangkap Minggu (21/10) kemarin,” terangnya.

Setelah mendapat barang dari AP, tersangka P menjualnya dalam paket hemat dan telah berhasil menjual sembilan paket ganja senilai masing-masing Rp 50 ribu, satu paket ganja Rp 30 ribu dan satu paket ganja Rp 100 ribu.

Hingga saat ini pihak kepolisian masih melakukan pengembangan dari tersangka P yang berhubungan dengan sindikat yang lebih besar.

“Pasti, kalau narkoba pasti masuk jaringan sindikat,” tegas John.

Hello world!

Posted: Oktober 24, 2012 in Uncategorized

Welcome to WordPress.com! This is your very first post. Click the Edit link to modify or delete it, or start a new post. If you like, use this post to tell readers why you started this blog and what you plan to do with it.

Happy blogging!